Administrasi Sistem Jaringan ❘ Shared Hosting Configuration
A. Learning Objective
Memahami konsep share hosting dan cara kerjanya
Mampu menginstal dan konfigurasi share hosting
Memahami konsep share hosting dan cara kerjanya
Mampu menginstal dan konfigurasi share hosting
B. Learning Material
Shared hosting adalah layanan hosting web di mana satu server fisik digunakan untuk menjalankan banyak situs web sekaligus. Beberapa situs web berbagi sumber daya seperti ruang disk, bandwidth, dan memori. Ini adalah jenis hosting paling umum dan terjangkau, cocok untuk situs web kecil atau pemula yang tidak memerlukan banyak sumber daya.
Shared hosting adalah pilihan yang baik untuk situs web dengan kebutuhan sumber daya yang tidak terlalu besar dan anggaran terbatas, atau untuk pemula yang ingin belajar tentang hosting web. Namun, penting untuk mempertimbangkan kelebihan dan kekurangan sebelum memutuskan untuk menggunakan shared hosting.
C. Learning Preparation
It would be beneficial to have some preparation before learning about DHCP server configuration. Some tools and materials could be useful for that, such as:
1. PC/LAPTOP
2. Internet
3. Iso file Ubuntu 20.04 (Server)
4. Iso file Windows 10 (Desktop)
5. PuTTY
6. VMware (for virtual machine)
F. Configuration
1. Langkah pertama yang akan kita lakukan untuk melakukan konfigurasi shared hosting adalah, menambahkan interface dan alamat ip virtual. Dengan menggunakan perintah nano /etc/netplan/00-installer-config.yaml kemudian pada interface ens38 tambahkan beberapa alamat ip virtual, misalnya disini kita akan mengkonfigurasi kan empat alamat ip. Jika sudah selesai dikonfigurasikan, simpan perubahan tersebut dengan shortcut CTRL X > Y > Enter.
2. Kemudian setelah ip virtual berhasil dikonfigurasikan, kita perlu menerapkan perubahan konfigurasi jaringan yang telah dilakukan melalui file konfigurasi Netplan. Dengan menggunakan perintah netplan apply, dan kita akan cek apakah ip tersebut sudah terdeteksi atau belum dengan perintah ip a. Dapat dilihat bahwa pada interface ens38 sudah muncul alamat ip yang kita konfigurasikan sebelumnya.
3. Kita akan menggunakan perintah apt install bind9 dnsutils apache2 w3m -y untuk menginstal paket-paket yang diperlukan untuk mengatur server web dan DNS pada sistem. Dengan menginstal paket-paket tersebut, kita bisa mengatur server web dan DNS yang lengkap untuk konfigurasi share hosting.
4. Apabila paket-paket tersebut sudah berhasil diunduh, kita akan langsung masuk kedirektori bind untuk konfigurasi DNS. Dengan menggunakan perintah cd /etc/bind dengan cd yang berarti change directory.
5. Buka file named.conf.local dengan menggunakan perintah nano named.conf.local, kemudian isi dengan format
zone "filzah.org"{
type master;
file "/etc/bind/filzah";
};
zone "fahri.id"{
type master;
file "/etc/bind/fahri";
};
zone "vicky.net"{
type master;
file "/etc/bind/vicky";
};
zone "yashe.com"{
type master;
file "/etc/bind/yashe";
};
zone "4.4.4.in-addr.arpa"{
type master;
file "/etc/bind/ip";
};
6. Kita akan menduplikasi file db.local sebagai template untuk membuat file zona DNS baru. Dengan menduplikasi file ini, kita bisa membuat file zona DNS baru yang memiliki format yang sama, tetapi dengan nama domain dan pengaturan yang spesifik untuk zona DNS yang akan kita buat. Kita akan menduplikasi file db.local sebanyak empat kali sesuai dengan jumlah domain kita.
7. Selain itu, kita juga perlu menduplikasi file `db.127` untuk membuat file zona DNS reverse untuk jaringan atau alamat IP yang ingin kita konfigurasi. Dengan menduplikasi file db.127, kita bisa membuat file zona DNS reverse baru yang bisa kita edit untuk memetakan alamat IP yang spesifik ke nama domain yang sesuai. Disini kita akan menduplikasi dengan nama file ip.
8. Masuk kedalam file zona dns reverse yang sudah kita duplikasi sebelumnya dengan menggunakan perintah nano ip, setelah itu kita akan memetakan domain name dan juga ip. Misalnya disini
@ IN NS filzah.org
10 IN PTR filzah.org
19 IN PTR fahri.id
33 IN PTR vicky.net
35 IN PTR yashe.com
Konfigurasi @ IN NS filzah.org berarti server DNS filzah.org bertanggung jawab sebagai Name Server (NS) untuk zona DNS yang sedang dikonfigurasi. Tanda @ di sini merepresentasikan nama zona DNS itu sendiri. Jadi, konfigurasi ini menetapkan filzah.org sebagai Name Server untuk zona DNS tersebut. Sementara, Konfigurasi seperti 10 IN PTR filzah.org berarti alamat IP 4.4.4.10 dipetakan ke nama domain filzah.org. Ketika dilakukan lookup DNS reverse untuk IP tersebut, hasilnya akan menjadi filzah.org. Dan ini berlaku untuk semua domain dengan keterangan pointer (PTR).
9. Langkah berikutnya adalah mengisi file zone filzah dengan menggunakan perintah nano filzah yang dimana sebelumnya file ini sudah kita copy dari file db.local. File ini berfungsi sebagai peta bagi server BIND9 untuk menerjemahkan nama domain filzah.org ke alamat IP. Di dalamnya, kita mengidentifikasi domain sebagai filzah.org dengan alamat IP 4.4.4.10 untuk domain utama maupun subdomain www.
10. Yang kedua, kita akan membuka file fahri dengan menggunakan perintah nano fahri, didalam file tersebut kita akan membuat dan mengkonfigurasi file zone untuk domain fahri.id. File ini memiliki fungsi utama sebagai 'peta' bagi server DNS BIND9, yang bertugas menerjemahkan nama domain ke alamat IP yang benar. Di dalam file yang disimpan di fahri ini, kita akan mendefinisikan bahwa baik domain utama fahri.id maupun sub-domain www.fahri.id akan diarahkan ke alamat IP 10.10.10.19. Konfigurasi ini penting untuk memastikan domain kita dapat diakses dan merujuk ke lokasi server yang tepat.
11. Yang ketiga adalah kita akan mengkonfigurasikan file vicky dengan menggunakan perintah nano vicky. File ini akan dikonfigurasi sebagai zone DNS untuk domain vicky.net yang memetakan domain utama dan subdomain www.vicky.net ke alamat IP 10.10.10.33 sehingga domain dapat diakses dan diarahkan ke lokasi server yang tepat.
12. Dan terakhir, kita akan mengkonfigurasikan file zone yashe. File ini akan dikonfigurasikan sebagai zone DNS untuk domain yashe.com ke alamat IP 10.10.10.35. Dan sehingga domain ini dapat diakses dan diarahkan ke lokasi server yang tepat.
13. Pada file named.conf.options, kita dapat mengkonfigurasi forwarders dengan IP 172.18.0.1 sebagai server DNS yang akan digunakan
14. Kemudian, restart paket bind dengan perintah systemctl restart bind9 karena kita telah mengkonfigurasi seluruh bagian-bagian yang ada di bind9. Setelah itu kita akan melihat status dari paket tersebut apakah sudah active atau belum dengan perintah systemctl status bind9.
15. Pada tahapan ini, kita akan mengedit isi file /etc/resolv.conf. File ini sangat penting bagi sistem Ubuntu untuk menemukan server DNS yang akan menerjemahkan nama domain menjadi alamat IP. Dan, didalam file ini, kita melihat dua bagian utama:
Baris search: Menentukan daftar domain yang akan dicoba oleh sistem secara otomatis saat mencari nama host.
Baris nameserver: Menentukan alamat IP dari server-server DNS yang akan digunakan oleh sistem untuk melakukan resolusi nama. Adanya beberapa alamat IP berfungsi sebagai cadangan jika salah satu server utama tidak dapat dihubungi.
Dengan konfigurasi ini, sistem Ubuntu kita telah diatur untuk menggunakan server DNS yang benar dan dapat mencari nama host di berbagai domain yang kita hosting, mendukung jalannya share hosting. Kemudian simpan hasil konfigurasi dengan shortcut CTRL X > Y > Enter.
16. Kemudian kita akan melakukan konfigurasi untuk web server, langkah pertama dalam konfigurasi ini adalah menyesuaikan lokasi default direktori web Apache. Defaultnya, Apache menggunakan /var/www/ sebagai lokasi utama untuk file-file web. Untuk kebutuhan kita, yaitu share hosting yang akan menempatkan situs di direktori pengguna, kita perlu mengubah path ini menjadi /home/. Perubahan ini dilakukan dengan mengedit file konfigurasi Apache yang relevan dan mengganti entri /var/www/ menjadi /home/ menggunakan perintah yang sesuai dengan perintah nano /etc/apache2/apache.conf.
17. Setelah menyesuaikan konfigurasi utama Apache, langkah berikutnya adalah berpindah ke direktori sites-available yang terletak di /etc/apache2/sites-available/. Di dalam direktori ini, kita akan menyalin file konfigurasi virtual host default Apache, yaitu 000-default.conf, dan menyimpannya dengan nama baru filzah.conf. Penyalinan ini bertujuan untuk membuat basic konfigurasi virtual host khusus untuk domain filzah.org tanpa mengubah pengaturan default asli, sehingga kita bisa mengeditnya sesuai kebutuhan share hosting yang kita buat.
18. Kemudian, masuk ke file konfigurasi virtual host default Apache yang sudah disalin dengan nama filzah.conf. Kita akan menyesuaikan ServerName agar sesuai dengan nama domain filzah.org, yang akan memberitahu Apache untuk merespons permintaan yang masuk untuk domain tersebut. Setelah itu, kita juga akan mengubah DocumentRoot untuk menunjuk ke direktori spesifik di mana file-file web untuk filzah.org akan disimpan.
19. Lakukan hal yang sama untuk ketiga domain lainnya, kita juga akan menyalin file konfigurasi virtual host default Apache dan menyimpannya dengan nama baru yaitu: fahri.conf, vicky.conf, serta yashe.conf.
20. Kita kemudian mengedit file fahri.conf untuk mengkonfigurasi virtual host Apache, dengan menyesuaikan ServerName menjadi fahri.id agar Apache merespons permintaan untuk domain tersebut, dan mengubah DocumentRoot untuk menunjuk ke direktori yang berisi file-file web untuk domain fahri.id.
21. Setelah itu, kita juga akan mengedit file vicky.conf untuk mengkonfigurasi virtual host Apache dengan ServerName vicky.net dan DocumentRoot yang menunjuk ke direktori file-file web untuk domain vicky.net, sehingga Apache dapat merespons permintaan untuk domain tersebut.
22. Dan terakhir, kita akan mengedit file yashe.conf untuk mengkonfigurasi virtual host Apache dengan ServerName yashe.com dan DocumentRoot yang menunjuk ke direktori file-file web untuk domain yashe.com, sehingga Apache dapat merespons permintaan untuk domain tersebut.
23. Setelah melakukan penyesuaian pada file konfigurasi virtual host untuk setiap domain, langkah berikutnya adalah mengatur statusnya. Pertama, kita akan menonaktifkan konfigurasi virtual host default Apache dengan perintah a2dissite 000-default.conf. Ini penting dilakulan, agar Apache tidak lagi menggunakan pengaturan default dan tidak bentrok dengan konfigurasi domain yang baru kita buat. Selanjutnya, kita akan mengaktifkan konfigurasi virtual host untuk setiap domain yang telah kita siapkan, yaitu filzah.conf, fahri.conf, vicky.conf, dan yashe.conf, menggunakan perintah a2ensite untuk masing-masing file.
24. Setelah mengkonfigurasi virtual host di Apache, langkah berikutnya adalah mempersiapkan struktur direktori untuk setiap domain di share hosting kita. Untuk itu, kita akan masuk ke direktori /home/. Di direktori ini, kita akan menambahkan pengguna baru untuk setiap domain, dimulai dengan filzah dan fahri, menggunakan perintah adduser.
25. Setelah sebelumnya menambahkan pengguna filzah dan fahri, kita akan melanjutkan proses persiapan struktur direktori untuk share hosting kita. Di dalam direktori /home/, kita akan menambahkan pengguna sistem baru yang tersisa untuk domain lainnya, yaitu vicky dan yashe, dengan menggunakan perintah adduser.
26. Kemudian kita akan menggunakan perintah ls di dalam direktori /home/. Perintah ini akan menampilkan daftar isi direktori /home/, dan kita dapat memeriksa apakah direktori home untuk setiap pengguna (filzah, fahri, vicky, dan yashe) sudah terlihat di sana, yang menandakan bahwa pengguna telah berhasil ditambahkan ke sistem.
27. Setelah memastikan setiap pengguna telah berhasil ditambahkan, langkah selanjutnya adalah menyalin file default index.html. File ini berada di /var/www/html/ sehingga kita harus berpindah ke direktori tersebut terlebih dahulu dan file ini juga berfungsi sebagai halaman utama situs web. Kita akan menyalin file index.html tersebut ke direktori home masing-masing pengguna yang telah dibuat (ke /home/filzah/, /home/fahri/, /home/vicky, serta /home/yashe). Proses penyalinan ini bertujuan untuk menyediakan file awal yang akan ditampilkan ketika domain diakses, sehingga setiap virtual host dapat segera menampilkan halaman web-nya sendiri.
28. Setelah menyalin file index.html ke masing-masing direktori home pengguna, langkah selanjutnya adalah kita akan masuk ke direktori home salah satu pengguna, misalnya /home/filzah/, lalu mengedit file index.html yang ada di dalamnya menggunakan perintah nano index.html.
29. Setelah masuk ke file index.html, kita akan melakukan perubahan pada bagian <title> di dalam kode HTML. Kita akan mengubah <title> menjadi 'selamat datang di web filzah’. Perubahan ini akan memengaruhi teks yang muncul di judul browser ketika halaman tersebut diakses, berfungsi sebagai penanda visual yang jelas untuk identifikasi situs web. Lakukan hal yang sama untuk user fahri, vicky, dan yashe, sesuaikan dengan kebutuhan yang diinginkan.
30. Langkah terakhir restart paket apache2 di semua user untuk memulai perubahan yang telah kita konfigurasikan.
E. Result of Configuration
1. Kita akan coba test ping ke semua domain yang sudah kita konfigurasi sebelumnya di server Ubuntu. Pastikan bahwa hasil test ping nya adalah reply serta terdapat ip address milik domain-domain tersebut.
2. Kemudian, pada client windows kita akan membuka command prompt, dan test ping juga ke semua domain. Untuk melihat apakah Client dapat terhubung ke domain atau belum. Pertama, kita akan melakukan test ping ke domain filzah dan fahri. Dan hasilnya adalah reply atau menjawab.
3. Kemudian, kita juga akan melakukan test ping ke domain lain yaitu domain milik vicky serta yashe. Dan hasilnya sama seperti domain sebelumnya, yaitu berhasil komunikasi antara Client dengan domain.
4. Selain melakukan test ping, kita juga akan melihat informasi tentang domain dengan menggunakan perintah nslookup ke semua domain.
5. Setelah iu, kita akan coba untuk mencari domain kita pada browser di client. Pertama, kita akan melakukan pencarian terhadap domain milik filzah. Dan hasilnya adalah seperti ini.
6. Selanjutnya, kita akan mencoba untuk mencari domain milik fahri.
7. Yang ketiga, kita akan mencari domain milik yashe dan hasilnya akan seperti ini.
8. Terakhir adalah, domain milik vicky.
Baris search: Menentukan daftar domain yang akan dicoba oleh sistem secara otomatis saat mencari nama host.
Baris nameserver: Menentukan alamat IP dari server-server DNS yang akan digunakan oleh sistem untuk melakukan resolusi nama. Adanya beberapa alamat IP berfungsi sebagai cadangan jika salah satu server utama tidak dapat dihubungi.
0 Komentar